Sastra Jepang Unitomo Gelar Kuliah Tamu. Selami Etika dan Pengalaman Kerja di Jepang bersama Kondo Yoshio


Jumat, (23/05) – Bertempat di Aula Fakultas Sastra Universitas Dr.Soetomo (Unitomo) Prodi Sastra Jepang sukses menyelenggarakan kuliah tamu bertema “Etika dalam Dunia Kerja di Jepang” yang menghadirkan Kondo Yoshio, Representative Director International Youth Exchange Association (IYES), sebagai narasumber utama. Acara yang diikuti oleh 19 mahasiswa, 6 dosen sastra Jepang, serta tiga tamu kehormatan dari IYES ini berlangsung dengan antusiasme tinggi dan diskusi interaktif yang mendalam.

Penyampaian materi dari Pak Kondo (kanan) bersama dengan Pak Enki (kiri) selaku interpreter.


Antusiasme mahasiswa dalam bertanya kepada Pak Kondo Yoshio.

Pak Kondo menguraikan tiga tujuan utama program internship IYES, yaitu memperdalam kemampuan bahasa Jepang, memberikan pengalaman kerja langsung di Jepang, serta mengajarkan tata tertib kerja sesuai budaya Jepang yang sangat mengutamakan kedisiplinan dan kebersamaan. Ia menegaskan, “Program internship ini bukan hanya soal bekerja, tetapi juga belajar menghargai etika dan budaya Jepang yang sangat menekankan kebersamaan, ketepatan waktu, dan komunikasi yang jelas agar bisa sukses di dunia kerja”, paparnya yang diterjemahkan Pak Enki.

Menurut Kondo penempatan peserta bervariasi berdasarkan kemampuan bahasa Jepangnya. “Mereka yang diterima, mulai dari posisi di bagian penerimaan tamu hingga pekerjaan pendukung di belakang layar, dengan lokasi kerja di hotel, ryokan, dan restoran tradisional Jepang”, imbuhnya.

Selain aspek teknis, Pak Kondo juga menekankan sejumlah nilai etika kerja yang harus dipatuhi oleh peserta, seperti kerja sama tim yang erat untuk menjaga reputasi lembaga dan negara asal, komunikasi terbuka dengan atasan saat menghadapi kendala, serta ketepatan waktu yang menjadi hal mutlak. “Ada pepatah Jepang yang mengatakan ‘Atatakai kokoro wa aisatsu kara’ — hati yang hangat berasal dari salam,” jelas interpreter Pak Enki yang mendampingi acara. Selain itu, peserta harus siap menghadapi persaingan kerja yang ketat, baik dengan peserta dari Indonesia maupun tenaga kerja lokal Jepang, sehingga kemampuan bersaing dan penguasaan komunikasi 5W 1H sangat krusial.

Penyerahan cinderamata dari dekan fakultas sastra Dra. Cicilia Tantri Suryawati, M.Pd. (tengah) kepada Pak Kondo Yoshio (kanan) dan Pak Ikeda (kiri).


Foto bersama jajaran dosen dan mahasiswa dengan seluruh perwakilan dari IYES

Penampilan pun menjadi perhatian penting. Pak Kondo menjelaskan, “Laki-laki harus tampil rapi tanpa kumis, sedangkan perempuan menghadapi tantangan pemakaian hijab yang masih terbatas di beberapa tempat kerja. Namun, saat ini sudah ada sekitar 10% tempat yang mulai menerima hijab”. tutur Kondo melalui interpreter.  Persiapan dokumen, mulai dari paspor hingga izin tinggal, juga harus dipenuhi dengan teliti agar proses berjalan lancar.

Di penghujung sesi, Pak Kondo mengingatkan pentingnya kesiapan fisik peserta menghadapi iklim Jepang yang sangat berbeda dengan Indonesia. “Kesehatan fisik peserta sangat penting karena perbedaan musim yang ekstrim antara Indonesia dan Jepang bisa menjadi tantangan besar. Persiapkan diri Anda sebaik mungkin sebelum memutuskan berkarir di sana,” pungkas Kondo.

Antusiasme peserta begitu tinggi, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan selama sesi tanya jawab berlangsung. Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata dan foto bersama sebagai kenang-kenangan.(Agbar/Rahadyan)